Penulis : Suhartono | Minggu,
20 Mei 2012 | 11:46 WIB
KOMPAS/LASTI
KURNIAIlustrasi utang luar negeri
JAKARTA, KOMPAS.com — Selama
lima tahun terakhir ini, utang luar negeri Pemerintah Indonesia meningkat
tajam. Berdasarkan data Bank Indonesia tahun 2012, apabila tahun 2006 total
utang luar negeri Indonesia sebesar 132,63 miliar dollar AS, pada 2011 utang
luar negeri Indonesia telah membengkak menjadi 221,60 miliar dollar AS.
Oleh
sebab itu, rakyat harus mewaspadai perkembangan utang luar negeri tersebut.
Demikian
diungkapkan anggota Komisi XI DPR, Arief Budimanta, Minggu (20/5/2012) siang
ini, di Jakarta.
"Kita
harus mewaspadai pertumbuhan utang luar negeri yang meningkat pesat lima tahun
terakhir ini. Pemerintah, mau tidak mau, harus melakukan transformasi kebijakan
utang, dari yang hanya berbasiskan jasa keuangan atau utang untuk menutup
defisit atau utang untuk utang, ke arah peningkatan produktivitas ekonomi riil
masyarakat pada masa datang," tutur Arief.
Menurut
anggota Fraksi PDI-P yang memimpin Megawati Institute itu, utang luar negeri
Indonesia tahun 2011 didominasi oleh utang luar negeri pemerintah dan bank
sentral yang berjumlah 119,56 miliar dollar AS, dibandingkan dengan utang
swasta yang berjumlah 102,04 miliar dollar AS.
"Besarnya
jumlah utang Indonesia ternyata tidak menunjukkan korelasi signifikan terhadap
kualitas pertumbuhan ekonomi yang indikatornya ditunjukkan oleh perbaikan
kualitas pelayanan dasar kepada masyarakat," kata Arief.
Ia
mencontohkan infrastruktur energi, transportasi, pendidikan, serta kesehatan
yang masih minim dan terbatas. "Posisi indeks pembangunan manusia Indonesia
masih lebih rendah dibandingkan dengan Thailand dan Malaysia. Begitu juga
dengan daya saing dan kemudahan melakukan usaha atau doing business,
itu juga masih lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara tersebut,"
ungkapnya.
Jadi,
utang semakin naik tajam untuk apa, ya?
Editor :
Marcus Suprihadi
Sumber: http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2012/05/20/11464085/Utang.Luar.Negeri.Meningkat.Tajam.
Diunduh: senin 05 November
2012 20:52 WIB
Analisis:
Menurut saya tidak ada penggunaan
utang Negara yang digunakan untuk kesejahteraan rakyat. Jadi kemana selama ini
utang Negara di pakai. Apalagi lima tahun terakhir ini utang luar negeri
semakin membengkak karena itu,harus dilakukan transformasi kebijakan utang yang
berbasiskan jasa keuangan yaitu utang untuk menutup deficit atau utang untuk
utang. Oleh karena itu,kita harus selalu waspada terhadap utang Negara dan
harus selalu ikut mengontrol perkembangan utang Negara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar