Sabtu, 10 November 2012

Utang Luar Negeri Meningkat Tajam



Penulis : Suhartono | Minggu, 20 Mei 2012 | 11:46 WIB


KOMPAS/LASTI KURNIAIlustrasi utang luar negeri
            JAKARTA, KOMPAS.com — Selama lima tahun terakhir ini, utang luar negeri Pemerintah Indonesia meningkat tajam. Berdasarkan data Bank Indonesia tahun 2012, apabila tahun 2006 total utang luar negeri Indonesia sebesar 132,63 miliar dollar AS, pada 2011 utang luar negeri Indonesia telah membengkak menjadi 221,60 miliar dollar AS.
Oleh sebab itu, rakyat harus mewaspadai perkembangan utang luar negeri tersebut.
Demikian diungkapkan anggota Komisi XI DPR, Arief Budimanta, Minggu (20/5/2012) siang ini, di Jakarta.
"Kita harus mewaspadai pertumbuhan utang luar negeri yang meningkat pesat lima tahun terakhir ini. Pemerintah, mau tidak mau, harus melakukan transformasi kebijakan utang, dari yang hanya berbasiskan jasa keuangan atau utang untuk menutup defisit atau utang untuk utang, ke arah peningkatan produktivitas ekonomi riil masyarakat pada masa datang," tutur Arief.
Menurut anggota Fraksi PDI-P yang memimpin Megawati Institute itu, utang luar negeri Indonesia tahun 2011 didominasi oleh utang luar negeri pemerintah dan bank sentral yang berjumlah 119,56 miliar dollar AS, dibandingkan dengan utang swasta yang berjumlah 102,04 miliar dollar AS.
"Besarnya jumlah utang Indonesia ternyata tidak menunjukkan korelasi signifikan terhadap kualitas pertumbuhan ekonomi yang indikatornya ditunjukkan oleh perbaikan kualitas pelayanan dasar kepada masyarakat," kata Arief.
Ia mencontohkan infrastruktur energi, transportasi, pendidikan, serta kesehatan yang masih minim dan terbatas. "Posisi indeks pembangunan manusia Indonesia masih lebih rendah dibandingkan dengan Thailand dan Malaysia. Begitu juga dengan daya saing dan kemudahan melakukan usaha atau doing business, itu juga masih lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara tersebut," ungkapnya.
Jadi, utang semakin naik tajam untuk apa, ya?
Editor :
Marcus Suprihadi
Diunduh: senin 05 November 2012  20:52 WIB
Analisis:
            Menurut saya tidak ada penggunaan utang Negara yang digunakan untuk kesejahteraan rakyat. Jadi kemana selama ini utang Negara di pakai. Apalagi lima tahun terakhir ini utang luar negeri semakin membengkak karena itu,harus dilakukan transformasi kebijakan utang yang berbasiskan jasa keuangan yaitu utang untuk menutup deficit atau utang untuk utang. Oleh karena itu,kita harus selalu waspada terhadap utang Negara dan harus selalu ikut mengontrol perkembangan utang Negara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar