Penulis : Orin Basuki | Kamis, 11 Agustus 2011 | 17:00 WIB
KOMPAS/RONY
ARIYANTO NUGROHO
Ilustrasi
JAKARTA, KOMPAS.com — Badan Pengatur
Hilir Minyak dan Gas atau BPH Migas diperintahkan untuk bekerja lebih keras
untuk menjaga volume bahan bakar minyak atau BBM bersubsidi tidak melonjak
lagi. Ini perlu karena kuota yang ada saat ini, 40,4 juta kiloliter, adalah
hasil peningkatan kuota dari angka awal, yakni 38,6 juta kiloliter.
Tanpa upaya keras,
kuota berapa pun pasti akan terlampaui. Pengaturan realisasi volume BBM
bersubsidi merupakan tanggung jawab BPH Migas.
Menteri
Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa mengungkapkan hal tersebut di Jakarta,
Kamis (11/8/2011).
Menurut
Hatta, tanpa upaya keras, kuota berapa pun pasti akan terlampaui. Pengaturan
realisasi volume BBM bersubsidi merupakan tanggung jawab BPH Migas.
"Ya,
kita harus disiplin. Sudah tahu seperti itu (volume akan bertambah), BPH Migas
harusnya lebih bekerja keras dong. Itu kan tanggung jawab BPH Migas untuk
melakukan fungsi pengawasan itu. Diawasi saja, dan diusahakan tidak ada
penyimpangan, itu sudah baik. Sebab yang paling tinggi dan harus dicegah adalah
penyeludupan BBM bersubsidi dalam arti penyalahgunaan," ujarnya.
Hatta
menekankan, potensi penyalahgunaan tertinggi bisa terjadi pada solar. Ini disebabkan
pengguna solar sebagian besar adalah industri, bukan individu yang menyedot
konsumsi dalam jumlah besar.
"Kuota
40,4 juta kiloliter itu kan solar dan premium, tidak hanya premium. Kalau
premium lebih didominasi migrasinya dari pengguna pertamax. Tetapi, kalau solar
ini digunakan oleh industri. Diisikan ke mobil kemudian masuk ke industri, ini
yang berbahaya. Kita bisa overquota di solar," ujarnya.
Editor :
Robert Adhi
Kusumaputra
Sumber: http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2011/08/11/17001122/BPH.Migas.Diperintahkan.Kerja.Keras
Diunduh : senin 05 November
2012 20:41 WIB
Analisis :
Menurut saya BPH Migas harus lebih bekerja
keras dalam mengawasi penyelundupan atau
penyalahgunaan BBM bersubsidi. Disamping itu,kita sebagai masyarakat harus
disiplin dalam menggunakan subsidi pemerintah.
Dengan kuota 40,4 juta kiloliter itu
bukan hanya subsidi premium saja tapi ada solar juga mungkin ada pertamax tapi
mungkin masyarakat lebih dominasi premium.tetapi solar yang membuat kuota
menjadi meningkat malah kita dapat overquata disolar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar